Harga minyak mentah berjangka kembali bangkit dari posisi terendah dalam tiga bulan pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024. Akan tetapi, harga minyak masih mencatatkan pembenaran pada pekan ini di tengah mulai libur Memorial Day.
Mengutip CNBC, Sabtu (25/5/2024), harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) menempuh spot terendah intraday di posisi USD 76,15 pada perdagangan Jumat pagi, level terendah semenjak 26 Februari. Harga minyak barometer global Brent turun menjadi USD 80,65. Harga minyak Brent itu masuk level terendah semenjak 8 Februari 2024.
Kedua tolok ukur tersebut berubah menjadi positif pada sesi selanjutnya tetapi berakhir dengan pembenaran mingguan masing-masing 2,9 persen dan 2,2 persen.
Berikut harga tenaga pada Jumat, 24 Mei 2024:
Harga minyak West Texas bonus new member Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli tercatat USD 77,72 per barel, naik 85 sen atau 1,11 persen. Secara year to date, harga minyak WTI lebih mahal 8,4 persen.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Juli tercatat USD 82,12 per barel, naik 76 sen atau 0,93 persen. Secara year to date, harga minyak Brent melesat 6,5 persen.
Harga bensin RBOB untuk kontrak Juni tercatat USD 2,48 per gallon, naik 0,6 persen. Year to date, harga bensin menguat 18 persen.
Harga gas alam untuk pengiriman Juni sebesar USD 2,52 per ribuan kaki kubik, turun 5,16 persen. Year to date, harga gas melesat 0,24 persen.
\\”Perkembangan makroekonomi yang sudah gagal memberikan dukungan yang berarti bagi minyak, yang mempunyai permasalahannya sendiri untuk dituntaskan,” ujar Analis PVM, Tamas Varga, merujuk pada Rusia yang kelebihan produksi pada April meskipun ada janji untuk memangkas produksi bersama dengan member OPEC+ lainnya.
OPEC+ Bakal Gelar Pertemuan
Adapun OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia akan mengadakan pertemuan virtual pada 2 Juni untuk meninjau kebijakan produksi. Koalisi member OPEC+ secara sukarela menahan 2,2 juta barel per hari dari pasar untuk mendukung harga.
\\”Pertemuan OPEC pekan depan diperkirakan mengubah batas atas produksi saat ini, terutamanya sebab harga minyak berada dalam tren turun yang tiada henti,” kata Varga.
“Melainkan, hal itu mungkin tidak akan cukup untuk mencerahkan suasana, cuma sebab ada hampir 6 juta barel per hari pasokan yang melelkat pada pasar yang tampaknya kelebihan pasokan,” ujar analisis tersebut.